Jumat, 11/04/2014 - 15:53
Jakarta, Kemdikbud ---
Selain sebagai salah satu penentu kelulusan, Ujian Nasional (UN) juga
dimanfaatkan untuk tiga hal lainnya, yaitu pemetaan, seleksi ke jenjang
yang lebih tinggi, dan untuk pemberian bantuan atau afirmasi ke daerah.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Nizam, mengatakan UN dijadikan sebagai standar nasional
dalam melakukan pemetaan terhadap mutu sekolah seperti halnya delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
“Memang
dalam mutu, satu sekolah itu berbeda mutunya dengan yang lain. Oleh
sebab itu UN sangat penting untuk mengetahui apakah sekolah itu sudah
memenuhi standar nasional atau berada di bawah. Dengan menggunakan
standar itu kita bisa mengukur mutu sekolah,” ujar Nizam dalam acara
gelar wicara dengan Radio Sindo Trijaya, di Studio Pusat Informasi dan
Humas Kemdikbud, Jakarta, (11/04/2014).
Ia
mencontohkan, pada hasil UN tingkat SMA tahun 2013 lalu, capaian secara
nasional untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencapai nilai 68,41.
Sedangkan standar nasional yang ditetapkan pemerintah adalah 5,5. Itu
berarti untuk bidang IPA sudah melebihi standar nasional. Kemudian untuk
Matematika, capaian nilai secara nasional adalah 5,49, berarti berada
sedikit di bawah standar nilai nasional.
Nizam juga
menjelaskan, setelah hasil UN keluar, semua sekolah mendapatkan semacam
rapor yang memperlihatkan mutu sekolah tersebut dengan melihat perolehan
nilai siswanya dalam UN. Rekapitulasi nilai UN setiap sekolah tidak
hanya sampai pada mata pelajaran, tetapi sampai pada sub kompetensi mata
pelajaran. “Misalnya sains. Ada kompetensi untuk fisika modern. Apakah
nilainya di bawah rata-rata kabupaten atau tidak?”, katanya.
Jika nilai
rata-rata yang diperoleh sekolah saat UN berada di bawah nilai rata-rata
kabupaten, berarti sekolah tersebut harus mendapat perhatian khusus.
Sedangkan jika nilainya berada di atas rata-rata provinsi, sekolah
tersebut bisa menjadi sekolah percontohan. “Bahkan kita bisa tahu,
misalnya nilai untuk materi fluida statik nilainya rendah sekali. Apakah
berarti gurunya yang salah konsep?”, tutur Nizam.
Karena itu
ia menegaskan sekali lagi, UN sangat penting untuk dilaksanakan karena
hasilnya bisa dijadikan sebagai pemetaan dan evaluasi sekolah. Dengan
begitu, sekolah bisa memiliki potret dirinya, dan mengukur mutu
sekolahnya, sehingga bisa memperbaiki diri sesuai pemetaan dari hasil
UN. (Desliana Maulipaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar