Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum , kecuali mereka sendiri yang merubahnya
Sabtu, 21 April 2012
Peserta PLPG Kabupaten Boyolali Tahun 2012, tahap ke 2
Kamis, 19 April 2012
Aplikasi Pendidikan Nilai Karakter Bangsa
Sekilas ini adalah lagi sholat berjamaah...tetapi kenapa imamnya 3 Orang....? O....ternyata itu adalah Guru SMA N 1 Nogosari ( Bp Yuliatno,S.Pd, Bp Najamuddin, S.Pd dan Bp Khoiril Nur Aslam, S.Pd ) lagi membimbing Anak -anak Kelas XII yang baru saja selesai mengikuti Ujian Nasional mengenai bagaimana caranya bersyukur atas nikmat Allah yang telah mereka terima. Para Bapak Guru itu...memberikan penjelasan bahwa dengan diberikan kesempatan oelh Allah SWT dapat mengikuti Ujian Nasional tanpa ada kendala itu berarti telah diberikan kenikmatan yang besar dari Allah SWT dan harus disyukuri. Syukur nikmat itu wajib..."barang siapa yang bersyukur atas nikmat-nikmat Allah...maka Allah akan menambah nikmat itu...tetapi barang siapa kufur maka laknat Allah teramat pedih..." . Sujud syukur yang dicontohkan para Guru SMA Negeri 1 Nogosari itu merupakan sebahagian aplikasi Pendidikan Nilai Karakter Bangsa yang penyampaiannya terintegrasi langsung pada Kegiatan Belajar Mengajar. Semoga dengan sikap tersebut akan menjadi Alasan bagi Allah SWT menambahkan kenikmatan berikutnya.....Lulus dengan Nilai yang memuaskan ....semuanya...amiiiiin!
Label:
Guru
Senin, 16 April 2012
Pelajaran Berharga dari Kepompong Kupu-kupu
Seseorang menemukan
kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Orang itu
duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketika kupu-kupu itu berjuang
memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti
membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu telah berusaha semampunya dan
dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah
gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu itu
keluar dengan mudahnya. Namun, kupu-kupu itu mempunyai tubuh gembung dan
kecil serta sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya
karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan
melebar sehingga mampu menopang tubuh kupu-kupu itu, yang mungkin akan
berkembang.
Namun semuanya tidak akan
pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya
merangkak dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu
tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari
kebaikan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan
perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah
jalan Allah SWT untuk memaksa cairan dari kupu-kupu itu masuk ke dalam
sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia
memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang-kadang perjuangan
adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allah SWT membiarkan kita
hidup tanpa hambatan, itu mungkin
melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.
Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya mohon Kekuatan ... Dan Allah SWT memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan ... Dan Allah SWT memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran ... Dan Allah SWT memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati ...Dan Allah SWT memberi saya Bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta ... Dan Allah SWT memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/Kebaikan hati ... Dan Allah SWT memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.
Jumat, 13 April 2012
UN 2012 SMA
"Anggaran yang kami siapkan untuk proses ujian nasional ini sekitar
Rp 600 miliar dan anggaran itu untuk semua komponen UN," ujarnya di
Makassar, Sabtu (7/4/2012).
Ia mengatakan, anggaran sebesar itu bukan hanya untuk kertas ujian dan jawabannya, namun untuk mencetak soal, biaya pengawas, koreksi, dan lainnya. Anggaran tersebut juga untuk membiayai puluhan juta anak sekolah yang akan melaksanakan proses UN. Para anak didik mulai tingkat SD hingga SMA/sederajat akan dibiayai sekitar Rp 50 ribu lebih untuk setiap anak.
"Anggaran sebesar itu bisa dipertanggungjawabkan, karena sudah didiskusikan dengan teman-teman di Komisi X DPR RI. Sudah ada hitung-hitungannya," katanya.
Mantan Rektor ITS itu berharap, semua siswa yang mengikuti UN agar bisa mengerjakan soal dengan baik. Nuh juga mengatakan, para siswa diharapkan tidak berlaku curang untuk bisa lulus, sebab konsekuensi kecurangan dalam UN sangat berat.
"Ini yang paling penting, setiap siswa harus bisa berlaku adil dan tidak curang dalam melaksanakan ujian, karena meskipun lulus, tapi kalau curang akan menjadi beban moril. Terlebih lagi, jika ketahuan, dan itu akan ada sanksinya," ucapnya.
Ia berharap jika pelaksanaan UN setiap tahunnya bisa ditingkatkan dan upaya peningkatan itu bisa dilakukan dengan tiga rumusan, yakni tiga tepat (3-T). Tiga ketepatan yang dimaksud adalah ketepatan dalam distribusi soal agar soalnya tidak tertukar, lalu tepat waktu, dan akhirnya tepat dalam jumlah soal.
"Jika tiga rumusan 3-T ini terpenuhi, maka kualitas pelaksanaan UN pasti akan meningkat, karena biasanya hanya bermasalah pada salah satu dari ketiganya," tuturnya.
sumber : Kompas.com
Ia mengatakan, anggaran sebesar itu bukan hanya untuk kertas ujian dan jawabannya, namun untuk mencetak soal, biaya pengawas, koreksi, dan lainnya. Anggaran tersebut juga untuk membiayai puluhan juta anak sekolah yang akan melaksanakan proses UN. Para anak didik mulai tingkat SD hingga SMA/sederajat akan dibiayai sekitar Rp 50 ribu lebih untuk setiap anak.
"Anggaran sebesar itu bisa dipertanggungjawabkan, karena sudah didiskusikan dengan teman-teman di Komisi X DPR RI. Sudah ada hitung-hitungannya," katanya.
Mantan Rektor ITS itu berharap, semua siswa yang mengikuti UN agar bisa mengerjakan soal dengan baik. Nuh juga mengatakan, para siswa diharapkan tidak berlaku curang untuk bisa lulus, sebab konsekuensi kecurangan dalam UN sangat berat.
"Ini yang paling penting, setiap siswa harus bisa berlaku adil dan tidak curang dalam melaksanakan ujian, karena meskipun lulus, tapi kalau curang akan menjadi beban moril. Terlebih lagi, jika ketahuan, dan itu akan ada sanksinya," ucapnya.
Ia berharap jika pelaksanaan UN setiap tahunnya bisa ditingkatkan dan upaya peningkatan itu bisa dilakukan dengan tiga rumusan, yakni tiga tepat (3-T). Tiga ketepatan yang dimaksud adalah ketepatan dalam distribusi soal agar soalnya tidak tertukar, lalu tepat waktu, dan akhirnya tepat dalam jumlah soal.
"Jika tiga rumusan 3-T ini terpenuhi, maka kualitas pelaksanaan UN pasti akan meningkat, karena biasanya hanya bermasalah pada salah satu dari ketiganya," tuturnya.
sumber : Kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)